Mengangkat tema “Quick Response Code in Shoclue Fashion Style”, Tim Mahasiswa FH UMY Lolos Pendanaan P2MW 2023

Juli 10, 2023, oleh: superadmin

Rita Ningsih, Mahasiswa Fakultas Hukum Angkatan 2021 (Ketua), Muhammad Arya Ansar, Mahasiswa International Program for Law and Sharia Angkatan 2021 (Anggota) dan Bayu Rizky Ramadhan Supeno, Mahasiswa Teknik Elektro Angkatan 2020 (Anggota) lolos pendanaan proposal di dalam ajang Pembinaan Mahasiswa Wirausaha atau disingkat P2MW yang diselenggarakan oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia dengan membawa ide bisnis “Quick Response Code in Shoclue Fashion Style”.

Shoclue merupakan salah satu usaha dalam bidang konveksi maupun usaha yang berbasis pada pemberdayaan bagi teman–teman difabel yang berada dalam naungan Inclue Indonesia. Inclue Indonesia sendiri merupakan suatu komunitas sosial yang bertujuan untuk pemberdayaan teman-teman difabel. Munculnya usaha yang dibangun oleh Inclue ini berlatar belakang dari kunjungan mereka disuatu yayasan difabel di Bantul, Yogyakarta. Berdasarkan data Dinas Sosial Provinsi Yogyakarta 2021, terdapat difabel tuna grahita  sebanyak 1.837 orang. Yayasan Bina Siwi adalah yayasan yang sudah memiliki pelatihan serta pemberdayaaan terhadap anggota didalam yayasan tersebut, dimana di tempat tersebut sudah memiliki mesin jahit sebagai alat utama dalam menjahit yang diperoleh Dinas Sosial. Sebelum adanya sosialisasi dan pelatihan pihak yayasan menjualkan barang secara offline diarea panti dan hasil dari penjualanya untuk memenuhi kebutuhan yayasan. sehingga teman-teman dari yayasan difabel di Bantul dapat membuat produk berupa totebag dan crewneck. Namun, permasalahannya adalah produk yang mereka buat susah untuk bersaing di pasar karena tidak memiliki competitive advantage. Di sisi lain, ada kebutuhan khusus dari market yang belum terpenuhi yaitu produk yang belum dikembangkan. Oleh karena itu, tim akan membuat suatu produk Totebag dan Crewneck dengan pemanfaatan teknologi Quick Response Code. Inclue mengusung konsep inklusi, maka kata “inclue” diambil dari kata inklusi yang artinya keberagaman. Terdapat 3 isu umum Difabel di Indonesia yaitu : Persoalan Pendataan, Kelayakan Kerja, dan Diskriminasi atau Stigma yang buruk. Dengan adanya pemberdayaan yang diberikan kepada difabel khususnya dalam peningkatan kreatifitas yang dapat menghasilkan suatu inovasi dalam pembuatan suatu produk Totebag dan Crewneck. Sehingga produk yang dihasilkan dapat menciptakan produk yang memiliki desain dengan pemanfaatan tekonologi Quick Response Code yang dibaurkan dengan motif budaya Indonesia. Oleh karena itu, tim mengajukan proposal bisnis ke program yang diadakan oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia didalam ajang Pembinaan Mahasiswa Wirausaha atau disingkat P2MW. Dan dari ribuan proposal, proposal tim tersebut lolos didanai oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia.

“Mengikuti kegiatan program pengembangan usaha mahasiswa yang diadakan di luar kampus adalah salah satu tantangan untuk kami untuk menjadi seseorang yang Kompetitor, dan mengikuti kegiataan usaha yang dimana hal tersdebut tentunya merupakan ajang diluar permatakuliah yang kami geluti, akan tetapi hal tersebut sangat amat menyenangkan dan bisa menambah ilmu secara nyata, kegiataan P2MW merupakan kegiataan yang sangat memberikan pembeljaraan secara nyata dan kita bisa berkontribusi secara langsung untuk masyarakat luas. Dan didalam ajang ini kesuksesan dan kegagalan bukan tujuan utama kami, akan tetapi kami akan selalu berusaha memberikan yang terbaik terhadap Amanah yang telah diberikan kepada kami”. Tutur Tim Quick Response Code in Shoclue Fashion Style.